Hukum Musik dalam Islam dan dalil-dalil shohih tentang penjelasan KEHARAMANNYA!


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ
Assholatu wassallamu'ala Rasulillah, wa ajma'in.
Alhamdulillah,
Ba'da Jum'at td, buka Pesan group di WA,
ana Dapat FOTO ini dari group Kajian SUNNAH di WA, Jazzakallahu Khoir Akhiy Fillah yang udah memposting nya.
Sejenak ana perhatikan matan dan sanadnya,
Dan Alhamdulillah, Allah Ta'ala MAHA pemberi HIKMAH wal HIDAYAH, wat- Taufiq(bagi orang-orang yg tidak enggan untuk terus MEMOHON HIDAYAH-NYA).
Ternyata selama Ini, inilah dalil yang 'kebanyakan' dari mereka (Ahlus Syubhat) dan (ulama Sufiyah pendusta dan pendongeng) pakai dalam rangka syubhat menghalalkan musik, bahkan menebarkan kemunkaran dg bersholawat pake musik(sholawat ghuluww bil kuffar dan tidak pada tempatnya, sesuka nafsu imam dan ulama-ulama jahil mereka), bahkan berdakwah menggunakan nyanyian2 dan biduanita yg menggunakan alat-alat musik,
Demi Allah Ta'ala,
Demi Allah 'Azza wa Jalla,
Mereka telah membuat syubhat terhadap keharaman MUSIK, dan ALAT-ALAT MUSIK yg mudhorat nya SANGAT BANYAK dan berakibat Fatal MENIMPA qolbu/HATI kaum muslimin wal mukminin diNegeri ini.
Mereka menjadi lebih Mencintai nyanyian daripada Al-Qur'an yang jelas-jelas adalah AL-HAQ dan Nyata akan menunjukan dan menyelamatkan atau membawa seorang manusia kepada "Sirothol Mustaqim".
!
Subhannallah,
Wal'iyyadzubillah.
Allahul Musta'an,
Allahu Yahdikum.
CELAKA, Mereka HAMPIR-HAMPIR membuat Semua perkara hidup DIRESAPI dan HARUS di SANDARKAN pada musik dan nyanyian2 yg MENYESATKAN,
Sedikit-sedikit GALAU langsung MENDENGAR MUSIK,
Bersya'ir ala kaum nasharo(Kristen)bernyanyi ketika susah senang mereka bernyanyi dimana saja mereka berada khususnya didalam GEREJA,
lalu ada pula yang Berdendang dan bergoyang sambil menyebut Asma Allah Ta'ala (MAHA SUCI dan MAHA TINGGI ALLAH dari apa yang mereka  SIFATKAN ), bersholawat dg tujuan MENGHARAP SYAFA'AT sambil BERDENDANG RIA, NA'UDZUBILLAHHIMINDZALIK.
TIDAK PERNAH , WALLAHI (demi Allah), TIDAK PERNAH Rasulullah ﷺ dan juga PARA SAHABAT RHADIYALLAHU'ANHUM melakukan HAL-HAL DEMIKIAN.
(perbuatan mengarah kepada Maksiat, dan Jauh dari mengingat Allah Jalla jalaluhu).
Padahal Rasulullah ﷺ telah benar-benar JELAS menerangkan anjuran dan cara bershalawat yg baik dan benar. (Beradab serta sesuai mengikuti Syari'at ).
Yaitu;
Ahsan,
ana mulai dulu dari anjuran bersholawat;
Dalil Hadist:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : لا تجعلوا بيوتكم ولا تجعلوا قبري عيدا و صلوا عليّ فإنّ صلاتكم تبلغني حيث كنتم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan, dan JANGANlah kalian menJADIKAN KUBURANKU sebagai TEMPAT PERAYAAN, bersholawatlah kepadaku karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun kalian berada.”
[HR.Abu Daud no.2044 dengan sanad HASAN].
dan ini cara bershalawat;
-KETIKA SHOLAT, (sholawat pada bacaan do'a ketika Tahiyatul,pent})
bentuk shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
(Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. Allahumma barik (dalam satu riwayat, wa barik, tanpa Allahumma) ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa Hamiidum Majid).
Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif].
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta'ala, juga berkata:
وأكمل ما يصلى عليه به ويصل إليه هي الصلاة الإبراهيمية كما علمه أمته أن يصلوا عليه فلا صلاة عليه أكمل منها وإن تحذلق المتحذلقون
“Dan SHALAWAT YANG PALING SEMPURNA, YANG SAMPAI KEPADA beliau ﷺ adalah shalawat IBRAHIMIYAH, sebagaimana yang beliau ajarkan kepada ummatnya, maka tidak ada shalawat yang lebih sempurna darinya, meski sebagian orang MERASA LEBIH PINTAR(untuk membuat lafadz shalawat).” (Zadul Ma’ad 2/356)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
"Barangsiapa memohonkan shalawat atasku sekali, Allah bershalawat atasnya sepuluh kali."
📖 [HR Muslim, no. 408, dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu].
Tidak menentukan jumlah, waktu ter[kecuali hari Jum'at, dan ada anjuran baik lainnya yg berkenaan dg waktu tepat bersholawat], tempat, atau cara, yang tidak ditentukan oleh syari’at.
Seperti menentukan waktu sebelum beradzan, saat khathib Jum’at duduk antara dua khutbah,  dan lain-lain.
Bisa juga dg kalimat sholawat yg ringan tapi sesuai Sunnah;
boleh mengucapkan shalawat dengan lafadz yang lain jika lafadznya fasih, seperti mengucapkan:
صلى الله عليه وسلم
atau
الصلاة والسلام على رسول الله
Dan hendaknya menjauhi lafadz-lafadz TERLARANG seperti GHULUW (berlebih-lebihan dalam memuji beliau) sebagaimana ini ada pada kebanyakan shalawat-shalawat BUATAN MANUSIA khususnya Ahlul Hawa wa Ahlul Syubhat.
Wal'iyyadzubillah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,”Dzikir-dzikir dan do’a-do’a termasuk ibadah-ibadah yang paling utama. Sedangkan ibadah dibangun di atas ittiba’ (mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ). Tidak seorangpun berhak men-sunnah-kan dari dzikir-dzikir dan do’a-do’a yang tidak disunnahkan (oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), lalu menjadikannya sebagai KEBIASAAN YANG RUTIN, dan orang-orang selalu melaksanakannya. Semacam itu termasuk membuat-buat PERKARA BARU dalam agama yang tidak diizinkan Allah. Berbeda dengan do’a, yang kadang-kadang seseorang berdo’a dengannya dan tidak menjadikannya sebagai sunnah (kebiasaan).” [Dinukil dari Fiqhul Ad’iyah Wal Adzkar, 2/49, karya Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin Al Badr]
________udah itu dulu untuk masalah sholawat,
(Pent_ JGN RUSAK GENERASI MUDA ISLAM dan SANTRI2 MUDA dg SYUBHAT wal BID'AH yg MEMBODOHKAN LAGI MENYESATKAN!].
KULLU(setiap) BID'ATIN DHOLALAH !!!
(SETIAP {Semua/mencakup menyeluruh MAKSUDNYA [tentang} BID'AH adalah KESESATAN)
Kullu dholalhatin finNAR !
(Setiap kesesatan diNERAKA).
Na'udzubillahhimindzalik,
Sekarang Kita BACK TO BASIC,
Kita balik ke dasar awal.
masalah Musik !
Rasulullah ﷺ benar-benar telah menjelaskan  tentang KEHARAMANNYA MUSIK dan ALAT-ALAT MUSIK termasuk juga pada BIDUANITA nya.
Lahawlawalaquwwataillabillah.
Sekali lagi kami sampaikan, kabarkan ,
Bahwa hadits dibawah ini (pada gambar) menjelaskan dan membolehkan namun dalam bentuk pengecualian, yaitu pada;
-HARI RAYA 'IED
-ANAK-ANAK (bukan GADIS, WANITA remaja atau dewasa, yang sambil bergoyang Happy, bersholawat dan berjoget dg musik, Na'udzubillahimindzalik, tsumma na'udzubillahhimindzalik!).
-HANYA Menggunakan Rebbana(itupun hanya sekedar pada HARI RAYA 'IED)!
Dan satu yg harus mereka(para PENDUSTA AGAMA) ketahui ,
Wallahi,
Pembolehan diatas tidaklah akan merubah KETETAPAN ALLAH TA'ALA pada firman-Nya dalam Al-Qur'an, yaitu surah Luqman ayat 6 (berkenaan dg Musik & Nyanyian).
Allah Ta'ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِى لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ
"Dan di ANTARA MANUSIA (ada) ORANG yang MEMPERGUNAKAN PERCAKAPAN KOSONG  (TIDAK BERGUNA/TIDAK ADA FAEDAHNYA) UNTUK MENYESATKAN (MANUSIA) DARI JALAN ALLAH TANPA ILMU dan MENJADIKANNYA OLOK-OLOKAN. Mereka itu akan memperoleh AZAB YANG MENGHINAKAN."
(QS. Luqman: Ayat 6)
Abdullah bin Mas’ud berkata MENAFSIRKAN ‘perkataan yang tidak berguna’, “Dia -demi Allah- ADALAH (tentang) NYANYIAN .” Dalam riwayat lain beliau berkata, “Itu adalah nyanyian, DEMI YANG TIDAK ADA SESEMBAHAN YANG BERHAK DISEMBAH selain-Nya,” beliau mengulanginya sebanyak 3 kali.
Ini juga merupakan penafsiran dari Ibnu Abbas dan Jabir bin Abdillah dari kalangan sahabat. Dan dari kalangan tabi’in: Ikrimah, Said bin Jubair, Mujahid, Mak-hul, Al-Hasan Al-Bashri, dan selainnya. (Lihat selengkapnya dalam Tafsir Ibnu Katsir: 3/460)
Dan demikian pula, tidak akan merubah KETETAPAN hadits dari Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعازِفَ
“Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan MENGHALALKAN ZINA, KAIN SUTRA (bagi lelaki), ALAT-ALAT MUSIK, dan KHOMR” (HR. Al-Bukhari no. 5590)
✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️
KALAU MASIH NGEYEL JUGA BERARTI DIALAH ORANGNYA YANG MENYELISIHI FIRMAN Allah Subhannahu wa Ta'ala dan MENGINGKARI  SUNNAH Rasulullah ﷺ.....
Washalallahu'ala Nabiyyina Muhammaddin wa'ala alihi wasshohbihi wasallam
الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِي
[Jangan BaPer Dan MARAH kalau diingatkan dan dinasehati, karena tidak sempurna Iman seorang muslim sampai ia mencintai saudara-saudaranya yg seagama, sebagaimana ia mencintai dirinya SENDIRI]
kami Thalibin'ilmi yang Faqir ilmu ini, Sangat menyayangi kalian, jadi jgn benci kami jika kami selalu mengingatkan perkara2 AKHIRAT!
Wabillahi Taufik wal Hidayah,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh.
✍️Galib Abu Adzkiya al Ghuroba`
Hadanallah walhamdulillah.
Innalhamdulillah.
Barokallahu fiiykum~.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surah Al-A'Raf ayat 80-81

TANDA TANDA KIAMAT